Anomali dalam pendidikan kita

Pendidikan di Indonesia kini telah sangat memperihatinkan keadaannya, ini nampak dari perilaku-perilaku unmoral dari siswa-siswanya seperti tawuran, kekerasan, dan kejahatan lainnya. Dilihat dari segi manapun ini sudah sangat mengecewakan dan memperihatinkan, terlebih lagi banyaknya persoalan yang sampai saat ini masih belum terselesaikan seperti perubahan kurikulum setiap tahunnya.

Masyarakat indonesia yang dibuat bingung oleh pemerintah yang setiap tahunnya selalu mengganti kurikulum membuat banyak siswa dan pendidik menjadi bahan percobaan pemerintah seolah mereka hanyalah benda yang digunakan setiap tahunnya untuk memajukan pendidikan di negeri ini. Namun kenyataannya, bukannya maju malah kemunduran yang diterima. Sebenarnya pemerintah dan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan telah berupaya keras dalam membuat kurikulum yang baik, tetapi mereka tidak melihat kenyataan di lapangan. Sebagai contoh setiap tahun sekolah harus memberikan biaya kepada murid-muridnya untuk membeli buku baru dan seragam, tentu ini adalah akal-akalan antar pihak sekolah dan penerbit dalam mencari keuntungan semata.

Selain kurikulum yang tidak jelas, ada lagi masalah unmoral yang dikesampingkan oleh pemerintah. Mari kita lihat para siswa jaman sekarang, mereka sangat mudah terprovokasi oleh kata-kata dan mudah bersifat anarkis karena hal-hal sepele bahkan tanpa sebab. Memang bangsa ini ingin bersaing dengan negara lain namun jangan kesampingkan juga pendidikan agama dan moral. Kesalahan kurikulum saat ini dinilai dari kurangnya perhatian dalam pendidikan akhlak dan moral. Oleh sebab itu, kurikulum yang baik seharusnya menyediakan waktu yang lebih dalam pendidikan moral dan agama. Apa jadinya jika bangsa ini cerdas namun unmoral ? tentu mereka akan menjadi kriminal seperti koruptor dan sebagainya.

Bagaimanapun kurikulum di Indonesia ini perlu diperbaiki agar menjadikan bagsa ini yang lebih baik di masa depannya. Jangan terpaku pada kualitas pendidikan di luar negeri karena setiap negara berbeda karakter dalam menerapkan kurikulumnya. Oleh sebab itu, pemerintah Indonesia harus lebih peka melihat keadaan pendidikan di Indonesia bukan negara lain agar terciptanya kurikulum yang sesuai dan dapat diterima dengan baik sehingga menjadikan pendidikan di negeri ini maju.

 

 

Penulis : Imang Maulana, Dosen Fakultas Ilmu Dkawah dan Ilmu Komunikasi UIN Jakarta, Praktisi Pendidikan.

26/ Tahun III / April – Mei 2013 Swaracinta